Nilaiyang terkandung dalam tradisi Gotong Royong inilah dapat memberi sebuah gambaran kepada kita sebagai masyarakat luar, bagaimana hidup yang sesungguhnya dengan damai yang merupakan ciri utama
Gotongroyong lantas menjadi cara hidup, bertahan hidup dan berelasi di dalam masyarakat agraris yang berbentuk masyarakat paguyuban (Soekanto, 1982: 116). Dikemukakan oleh Bintarto (1980:11), gotong-royong merupakan perilaku sosial yang kongkrit dan merupakan suatu tata nilai kehidupan sosial yang turun temurun dalam kehidupan di desa-desa DiLampung Timur tepatnya di Desa Negara Nabung Kecamatan Sukadana, masyarakatnya masih memegang kuat nilai-nilai kegotongroyongan yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, baik gotong royong tolong-menolong maupun gotong royong kerja bakti. Masyarakat Negara Nabung menjalankan aktivitas gotong royong tolong-menolong dalam kehidupan sehari MultipleChoice. 30 seconds. 1 pt. Perhatikan beberapa pernyataan berikut : (1) Penggusuran pemukiman kumuh untuk perbaikan tata ruang kota. (2) Penemuan kerangka binatang purba jenis mamalia untuk kajian arkeolog. (3) Minimnya budaya gotong royong dan semangat kekeluargaan di kota. (4) Konflik sosial akibat perbedaan budaya di masyarakat majemuk.
aktivitasgotong royong ini tercipta rasa . halnya dengan masyarakat modern yang cenderung . Pedesaan dengan Perkotaan. Diakses online . tanggal 19 juni 2015.
dimascackyl. KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ASET BUDAYA BANGSA Dari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik masing-masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi yang lain, karakteristik itu mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada masa-masa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam

STRATEGIPEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA . A. Pembangunan Gotong Royong Paradigma stuktural fungsional memandang masyarakat pada dasarnya selalu berada didalam keadaan harmonis dan tertib, dimana segala sesuatu yang baik bagi masyarakat sebagai keseluruhan baik pula bagi para anggota masyarakat secara individu.

Desaadalah wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dan kebiasaan hidup masih sangat tergantung pada alam. Karakteristiknya: gameinschaft, gotong royong, homogen, toleransi kuat, proses sosial lambat. Kota adalah jaringan kehidupan manusia dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan sosial ekonomi heterogen. gotongroyong masyarakat. Atas dasar hal tersebut maka kesadaran, peran serta dan swadaya masyarakat perlu ditingkatkan agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan dirasakan sebagai suatu kewajiban bersama (Umboh, 2004). Dengan partisipasi dan peran serta di sini bukan berarti masyarakat itu hanya berfungsi untuk .
  • mly43pe9rz.pages.dev/316
  • mly43pe9rz.pages.dev/196
  • mly43pe9rz.pages.dev/236
  • mly43pe9rz.pages.dev/37
  • mly43pe9rz.pages.dev/468
  • mly43pe9rz.pages.dev/140
  • mly43pe9rz.pages.dev/90
  • mly43pe9rz.pages.dev/133
  • bandingkan aktivitas gotong royong masyarakat desa dengan perkotaan