ExportImport PPh 23 di Accurate terbagi menjadi 2 yaitu untuk e-SPT PPh 1771 (export import kredit pajak dalam negeri) dan untuk e-SPT PPh 23 - 26. Cara input PPh 23 : Input dari Vendor Payment [Pembayaran Pemasok], Cara Import ke e-SPT PPh 23 - 26 : Jalankan aplikasi eSPT PPh 23-26, login : administrator dan password : 123; Surat Pemberitahuan SPT PPh 21/26 merupakan SPT yang wajib dilaporkan setiap masa pajak, apabila Wajib Pajak Badan melakukan pemotongan pajak atas pegawai maupun bukan pegawai. SPT Cara membuat SPT Masa PPh 21/26 pada e-SPT ternyata sangat mudah. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh setiap perusahaan guna memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak Badan. Berikut langkah-langkah membuat SPT Masa PPh 21/26 pada aplikasi e-SPT silakan cek website DJP Online. Baca juga Tips Sukses Impor 1721-A1 pada e-SPT PPh 21/26 Siapkan dokumen yang berisi daftar pegawai perusahaan Anda beserta perhitungan PPh 21/26. Pegawai yang dimaksud yaitu pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap dengan perhitungan PPh 21/26 yang diatur dalam peraturan perpajakan. Adapun dokumen yang harus disiapkanDokumen daftar pegawai tetap beserta perhitungan pajaknya. Pada dokumen harus tercantum NPWP, nama pegawai, jumlah penghasilan bruto dan kode negara apabila pegawai tersebut menupakan yang berisi daftar bukan pegawai tetap beserta perhitungan pajaknya. Pada dokumen harus tercantum Nomor Bukti Potong, NPWP, NIK, nama dan alamat pegawai tidak tetap, kode negara apabila pegawai tersebut menupakan WNA, jumlah penghasilan bruto, jumlah DPP, tarif, jumlah Setoran Pajak SSP dan/atau Surat Pemindahbukuan Pbk.Buka Aplikasi e-SPT PPh 21/26 kemudian login database perusahaan Anda. Seperti biasa login menggunakan username administrator dan Password “Pilih SPT” lalu “Buat SPT Baru”, selanjutnya pilih bulan dan tahun SPT Masa PPh 21/26 yang akan dibuat. SPT berhasil dibuat kemudian klik “oke”. 4. Selanjutnya, apabila pegawai di perusahaan Anda dapat dihitung dengan jari, maka Anda dapat menginput secara manual pada aplikasi e-SPT. Caranya yaitu pilih “Isi SPT” kemudian input SPT berdasarkan data pegawai yang dimiliki oleh perusahaan Anda. SPT Masa PPh 21/26 yang diinput mulai dari daftar bukti potong tidak final dan final jika ada. Namun jika perusahaan Anda tidak memiliki pegawai tidak tetap maka Anda tidak perlu mengisi pada bagian ini. Kemudian klik “Daftar Pemotongan Pajak 1721-I”, pilih “Satu Masa Pajak”, input berdasarkan data pegawai tetap yang telah Anda siapkan dengan klik “tambah”. Namun apabila pegawai pada perusahaan Anda sangat banyak, maka Anda dapat menunggunakan cara cepat dengan klik “CSV”. Kemudian klik ”ekspor”, “Bukti Potong dan SSP”, selanjutnya pilih file yang akan diekspor yaitu “Pemotongan Pajak Bulanan” untuk input daftar pewagai tetap pada e-SPT dan “Bukti Potong Tidak Tidak Final” untuk input daftar pewagai tidak tetap jika ada. baca juga Cara Impor pada e-SPT PPh 21/26 dengan benar. Buka file ekspor tersebut, kemudian input berdasarkan dokumen yang sudah Anda siapkan. Perlu diketahui bahwa kode pajak pada pegawai tetap yaitu 21-100-01. Kemudian kode pajak untuk pegawai tetap berbeda-beda, Anda dapat melihat jenis kode objek pajak pada menu “Referensi”, Klik “kode” selanjutnya “Kode Objek Pajak”. Setelah input file ekspor pada excel dengan benar, kemudian pilih menu “CSV”, Klik “Impor” untuk mengupload data yang ke e-SPT. Setelah semua data berhasil diimpor, maka Anda dapat mengecek apakah input data Anda berhasil atau tidak dengan pilih menu “Isi SPT”. Periksa kembali satu per satu setiap lampiran dan pastikan sudah terisi dengan benar. 5. Kemudian input data pembayaran pajak yang terutang dengan klik “Isi SPT”, pilih “Daftar SSP/Pbk 1721-IV kemudian “tambah” dan input data sesuai dokumen yang telah disiapkan. 6. Selanjutnya klik “Isi SPT” pilih “SPT Induk”. Sesuaikan keterangan yang diminta pada SPT Induk dengan informasi perusahaan Anda kemudian “simpan”. SPT PPh 21/26 sudah selesai diinput, langkah terakhir yaitu lapor SPT Masa PPh 21/26. Untuk penjelasan lebih lengkap, sebaiknya baca artikel tentang Cara Lapor SPT Bulanan Perusahaan untuk mengetahui informasi lebih lengkap. Manfaatkan fitur e-Filing pada untuk melaporkan SPT Masa PPh 21/26. Baca juga Cara Lapor SPT Masa di Langkahuntuk melakukannya adalah: 1. Masuk ke akun DJP Online Anda lalu pastikan layanan e-Bupot sudah dimunculkan. 2. Apabila belum, tambahkan hak akses e-Bupot pada menu Profil. 3. Pilih layanan e-Bupot. 4. Anda akan diarahkan ke dashboard e-Bupot. 5. Pastikan Anda telah melakukan pengisian nama wajib pajak penandatangan bukti potong.
Saat impor bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 selalu gagal. Bagaimana cara mengatasinya? Lalu, bagaimana cara impor Bukti Potong PPh 23 ke eForm yang benar? Terima kasih telah berkonsultasi pajak dengan Mekari Klikpajak, mitra resmi yang diawasi dan terdaftar di DJP. Silakan simak pembahasan pertanyaan di atas pada ulasan berikut. Pengelolaan bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 harus sesuai dengan ketentuan yang diatur Direktorat Jenderal Pajak DJP. Melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2021 tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi serta Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian, dan Penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi, pembuatan bukti potong PPh 23 dan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT pajaknya harus melalui aplikasi e-Bupot Unifikasi. Setelah bukti potong PPh 23 dibuat, selanjutnya siap dilakukan pelaporan pajaknya dengan melalui tahapan impor excel yang berisi data bukti pemotongan/pemungutan pajak ke e-Bupot. Untuk dapat mengelola bukti potong di e-Bupot DJP, pastikan melakukan download format skema impor excel R8 dari website Ditjen Pajak sudah sesuai dengan format R8 terbaru, caranya Login ke DJP Online. Pada menu “Lapor”, pilih “Pra-Pelaporan”, pilih “eBupot”. Kemudian pada bagian petunjuk sebelah kiri, klik “Menu Impor Excel”. Pengisian formulir skema impor aplikasi e-Bupot PPh 23 harus benar dan sesuai dengan skema impor R8 yang ada di DJP Online. Untuk tata cara pengisiannya dapat menghubungi Kantor Pelayanan Pajak KPP tempat wajib pajak terdaftar. Apabila masih mengalami kendala saat impor PPh 23 di eBupot DJP, Ditjen Pajak telah memberikan solusi atau cara mengatasinya melalui tautan Kring_Pajak, yakni Clear cache & cookies atau melakukan pembersihan pada history browser yang digunakan. Lakukan login DJP Online melalui new incognito window atau new private window. Bila masih bermasalah, dapat mengganti browser, misalnya dari Firefox Mozilla, ganti ke Google Chrome. Jika masih mengalami kendala juga, lakukan langkah berikut Cek isian file excel skema impor R8 dan pastikan format pengisian sudah sesuai. Unduh ulang file excel skema impor R8, input data pada file yang baru dengan copy paste dari file lama, coba upload ulang file tersebut. Jika masih belum berhasil, disarankan untuk membawa file skema impor tersebut ke KPP untuk dilakukan pengecekan. Sedangkan cara untuk mengelola atau membuat bukti potong/pungut pajak penghasilan pasal 23 ini, selengkapnya lihat tutorialnya di bawah ini. Cara Impor Bukti Potong PPh 23 ke eForm atau eBupot DJP Online Masuk login ke halaman DJP Online, isikan NPWP, kata sandi dan kode keamanan passphrase sesuai dengan gambar yang muncul pada kolom, lalu klik “Login”. Setelah masuk pada halaman DJP Online, klik menu “Lapor” lalu pilih “Pra Pelaporan”. Berikutnya klik “E-Bupot”, kemudian akan diarahkan ke Bukti Pemotongan, lalu Impor Excel. Pada keterangan bagian kiri halaman e-Bukti Potong, klik keterangan unduh “di sini”. Kemudian download format excel-nya. Pada saat membuka excel, aktifkan format tersebut agar bisa diedit dengan klik “enable editing”. Hapuslah semua tabel yang telah terisi pada halaman sheet PPh 23. Selanjutnya input data pada sheet PPh Pasal 23 saat akan memasukkan data untuk bukti potong/pungutnya sesuai dengan format excel yang ada.. Apabila lawan transaksi memiliki NPWP maka isi dengan keterangan “Y”, sementara itu jika lawan transaksi tidak punya NPWP maka isi “N”. Lalu lanjutkan mengisi kolom Nomor Induk Kependudukan NIK, lalu isi kolom Nomor Telepon jika ada. Berikutnya isi kode objek pajak sesuai dengan referensi pada sheet “Referensi Daftar Kode Bukti Potong”. Sedangkan pada beberapa kolom selanjutnya hanya diisi apabila ada Surat Keputusan Bersama SKB atau Ditanggung Pemerintah DTP. Lanjutkan dengan klik sheet “Dasar Pemotongan”, kemudian hapus semua record yang tidak dibutuhkan. Isikan kolom penomoran yang sesuai dengan nomor urut record Bukti potong pada sheet 23 yang di-input sebelumnya. Apabila untuk satu bukti potong terdapat banyak dokumen, maka nomor ini dibuat sama untuk setiap dokumennya. Misal, untuk record bukti nomor 1 memiliki 2 dokumen, maka dapat diisi nomor 1 pada row pertama dan kedua dengan jenis dokumen, nomor dokumen, ataupun tanggal dokumen yang berbeda. Untuk kolom jenis dokumen, dapat melihat kodenya pada sheet “Ref. Jenis Dokumen Referensi”. Kemudian lanjutkan isi nomor dan tanggal dokumen Anda. Lalu isikan jumlah bukti potong pada kolom “Jumlah Bukti Potong PPh Masa Pasal 23”. Selanjutnya kembali ke halaman E-Bukti Potong, pada kolom “Unggah Bukti Potong” klik “Choose File” dan upload file excel yang telah disimpan tadi. Ganti nama atau rename nama file excel tadi dengan NPWP Anda. Setelah berhasil upload file excel dari folder dokumen komputer Anda, klik “Simpan” pada halaman Unggah Bukti Potong tadi. Kemudian akan muncul pop up “Unggahan Dokumen”, lalu klik “OK”. Setelah proses upload selesai akan muncul pop up kembali, klik “OK” lagi. Lanjutkan masuk ke menu “Bukti Pemotongan” pada bagian atas halaman, pilih Pasal 23 dan klik “Daftar BP 23”. Maka bukti pemotongan 23 Anda akan muncul pada halaman e-Bupot. Data-data yang dapat diunggah menggunakan skema impor excel pada eBupot di antaranya Elektronik Surat Setoran Pajak ESSP Penandatanganan pada bukti potong/pungut Surat Setoran Pajak SSP dan Pemindahbukuan Pbk jika ada kesalahan bayar/setor PPh penyetoran sendiri Kelengkapan SPT Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri / Formulir DOSS atau Pajak Penghasilan Pihak Lain / DOPP Bukti potong/pungut dalam negeri dan luar negeri berbentuk CSV Comma-separated Values atau excel Anda juga dapat melakukan impor bukti potong/pungut pajak penghasilan pasal 23 lebih mudah dan simpel melalui e-Bupot Unifikasi Klikpajak. Tutorial Impor Bukti Potong PPh 23 di e-Bupot Klikpajak 1. Masuk ke akun pajak Klikpajak Anda. Apabila belum memiliki akun, Anda dapat melakukan Registrasi Akun Klikpajak terlebih dahulu. 2. Setelah login, pada halaman utama klik menu “E-Bupot”. 3. Pilih “Impor BP 23/26”. 4. Kemudian klik “Impor BP Sekarang”. 5. Anda dapat mengunduh template impor Bukti Potong yang disediakan oleh Klikpajak dengan cara klik “Download Template”. 6. Anda dapat mengisi informasi pada tab 23, 26, dan Dasar Pemotongan. 7. Setelah selesai, Anda dapat mengunggah dokumen tersebut dengan mengisikan Masa Pajak. 8. Lalu klik “Impor” untuk mengimpor BP 23/26. Dan proses impor bukti potong/pungut PPh 23 atau 26 pun selesai. Untuk mengetahui ketentuan pembuatan bukti pemotongan/pemungutan pajak penghasilan pasal 23 ini, selengkapnya Anda dapat membaca artikel Kapan Bukti Potong PPh 23 Diterbitkan dan Siapa yang Buat, agar terhindar dari kesalahan dalam pembuatannya.
Janganlupa untuk menginput Surat Setoran Pajak (SSP), Cetak semua formulir yang terdapat pada e-SPT Masa PPh 23/26, kemudian gabungkan file pdf tersebut. Pilih menu "CSV" , klik "pelaporan SPT", pilih SPT Masa PPh 21/26 yang ingin Anda laporkan. Selanjutnya buat file CSV, pilih lokasi file untuk menyimpan file CSV yang akan dilaporkan. Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. Kemudian, Pajak Penghasilan Pasal 23 PPh 23 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa bunga, royalti, hadiah, dividen, sewa dan jasa yang dilakukan oleh diterima oleh Wajib Pajak Badan. PPh 23 merupakan salah satu jenis pajak yang harus dilaporkan secara bulanan atau masa pajak pada Surat Pemberitahuan SPT PPh 23/26 yang dibuat melalui e-SPT Masa PPh 23/26. Berikut tutorial pengisian e-SPT Masa PPh 23! Baca juga Cara Lapor SPT Bulanan Perusahaan Siapkan aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26. Jika belum mempunyai aplikasi tersebut, Anda dapat mendownload aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26 melalui laman DJP pada bagian aplikasi perpajakan. Kemudian instal aplikasi data dan jurnal akuntansi yang berhubungan dengan PPh Pasal 23/26 pada dokumen perusahaan atas transaksi yang telah dilakukan dalam satu masa dokumen baru berupa tabel yang berisi mengenai identitas lawan transaksi dan data transaksi atas jurnal akuntansi perusahaan yang telah disiapkan. Tabel tersebut berisi nama, NPWP, alamat, jenis kegiatan yang terutang PPh 23/26, Dasar Pengenaan Pajak DPP, PPh 23/26 yang terutang oleh lawan aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26. Jika Anda baru menginstal aplikasi e-SPT, Anda harus membuat database perusahaan terlebih dahulu melalui aplikasi ODBC yang terdapat dalam windows. kemudian login dengan username administrator dan password 123. Mengisi data profil perusahaan. Kemudian buat SPT satu persatu bukti potong PPh 23 dengan menggunakan data pada tabel yang sudah disiapkan. Perlu diketahui pada saat menginput bukti potong, nomor bukti potong didapatkan melalui fitur e-bupot pada laman DJP. Setelah itu, lengkapi induk SPT Masa. Jangan lupa untuk menginput Surat Setoran Pajak SSP, Cetak semua formulir yang terdapat pada e-SPT Masa PPh 23/26, kemudian gabungkan file pdf menu “CSV” , klik “pelaporan SPT”, pilih SPT Masa PPh 21/26 yang ingin Anda laporkan. Selanjutnya buat file CSV, pilih lokasi file untuk menyimpan file CSV yang akan dilaporkan. File CSV berhasil dibuat, pastikan Anda tidak merubah nama file CSV tersebut dan tidak membuka filenya untuk menghindari terjadinya error saat pelaporan. SPT Masa PPh 23 siap dilaporkan! Segera lapor SPT Masa Anda melalui e-Filing hanya dengan hitungan menit. Selamat mencoba! Baca juga Cara Lapor SPT Masa di
Khususuntuk SPT Masa PPh Pasal 23/26, Ditjen Pajak (DJP) bahkan sudah mewajibkannya untuk dilaporkan secara elektronik atau melalui e-Bupot sejak 2019 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-599/PJ/2019. Kali ini, DDTCNews akan menjelaskan cara dan tahapan melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 melalui aplikasi e-Bupot.

Selanjutnya pilih SPT PPh, kemudian bukti potong dari PPh 23, dan nomor bukti nantinya akan di generate dengan otomatis. Anda tinggal pilih jenis transaksi pemotongan pajaknya saja. Jika seluruh transaksi pemotongan pajak penghasilan pasal 23 Aplikasi eSPT PPh 23 mulai diluncurkan pada tahun 2009 oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP. Sejak awal diluncurkannya, aplikasi eSPT masih dalam versi Namun seiring perkembangan peraturan ilmu perpajakan, eSPT masa PPh 23 sendiri sudah mulai diupdate. Aplikasi ini memiliki update terbaru lewat versi di tahun 2015, namun sampai sekarang masih belum dirilis kembali update terbarunya. Adapun perubahan update e SPT untuk PPh 23/26 sendiri ialah update untuk jenis jasa yang lainnya seperti yang dimaksud pada Pasal 23 ayat 1 C angka 3 berdasarkan peraturan dari Menteri Keuangan No. 141/ Download Aplikasi eSPT PPh 23 Untuk mengunduh aplikasi eSPT ini Anda bisa mengunduhnya lewat alamat ini dan patch eSPT PPh 23 versi di sini Sesudah didownload, Anda bisa mengekstrak file unduhan tersebut. Pada folder aplikasi ini, ada 2 folder yang akan Anda temukan, diantaranya Folder Deploy Patch eSPT 23 2015 Pada folder ini terdapat 2 file, Anda bisa memilihnya sesuai dengan windows atau OS yang digunakan. Jika Anda memakai Windows 7,8,10, dan Windows Vista, bisa memilih WinVista 7810. Adapun ketentuan untuk menginstall patch update aplikasi ini ialah pastikan bahwa aplikasi eSPT versi sudah terinstall. Folder Installer eSPT PPh 23 Adalah intaller pertama, Anda bisa menginstallnya langsung dengan cara double klik pada file Saat menginstalnya, Anda bisa lakukan patch update terlebih dulu. Jika Anda Sudah mengunduh dan menginstall aplikasi eSPT, maka Anda pun bisa langsung menggunakannya. Lalu, Bagaimana Cara Mengisi SPT PPh 23 di eSPT? Pertama-tama buka aplikasi eSPT terlebih dulu, lalu pilih menu yang ingin dibuka, selanjutnya login database dengan memakai username administrator, dan password 1. Pada tampilan layar, terdapat 5 pilihan menu, diantaranya program pembuatan SPT serta untuk membuka SPT Anda yang sudah dibuat sebelumnya. SPT PPh digunakan untuk pengisian daftar bukti pemotongan serta daftar setoran wajib pajak yang sudah dibayarkan. SPT tools digunakan untuk penghapusan SPT, melaporkan SPT berbentuk file CSV dan utility untuk pengisian data-data wajib pajak, impor data, tarif, referensi, ekspor data, serta ubah password. Jika Anda sudah mengenal menu pada tampilan lalu Anda akan mencoba melakukan pembuatan SPT masa pajak April 2018 misalnya, maka pilih menu Masa Pajak, dan tahun pajak, lalu pilih buat di tampilan menu yang tersedia. Selanjutnya pilih SPT PPh, kemudian bukti potong dari PPh 23, dan nomor bukti nantinya akan di generate dengan otomatis. Anda tinggal pilih jenis transaksi pemotongan pajaknya saja. Jika seluruh transaksi pemotongan pajak penghasilan pasal 23 sudah terinput, maka akan tampil dalam daftar pemotongan PPh pasal 23/26. Isikan Nomor Transaksi Penerimaan Negara/NTPN yang ada dalam bukti transaksi bank yang sudah disetorkan. Lalu pilih SPT PPh, pilih lagi Surat Pemberitahuan atau SPT PPh 23/26, jika tampilannya sudah terbuka, selanjutnya pilih cetak dan lakukan print out. Selanjutnya pilih SPT Tools, lalu klik untuk membuat ile lapor SPT, pilih tahun pajak, masa pajak dan pilih tampilkan data, selanjutnya pilih lokasi penyimpanan file, dan pilih Create File. Itulah langkah-langkah pengisian SPT PPh pasal 23/26 menggunakan eSPT PPh 23 dengan cepat dan mudah. Semoga bermanfaat!

SetelahAnda masuk ke dalam halaman utama e-SPT PPh 21, maka kita dapat memulai untuk melakukan pengisian SPT PPh 21. Berikut ini langkah-langkah untuk mengisi e-SPT PPh 21, yaitu: Pilih menu 'SPT' - 'Buat SPT'. Pilih 'Isi SPT' - klik pada 'Daftar Pemotongan Pajak' (1721-1) untuk pegawai tetap - pilih 'Satu Masa Pajak'. Cara update eSPT PPh 23 dan pembuatan SPT PPh 23 excel kini tidak perlu dilakukan karena pembuatan bukti potong PPh 23/26 harus dilakukan melalui aplikasi e-Bupot. Membuat Bukti Potong elektronik atau e Bupot PPh 23 maupun e Bupot pasal 26 harus dilakukan secara online menggunakan aplikasi e-Bupot. Bagaimana cara menggunakan e Bupot Pph 23/26 dan ketentuan peraturan PPh 23 maupun 16? Mekari Klikpajak akan menunjukkan caranya dan mengulas peraturan PPh 23 terbaru hingga masa berlaku Bukti Potong PPh 23 untuk Sobat Klikpajak. Peraturan PPh 23 terbaru dengan ketentuan wajib e-Bupot dimulai pada 1 Agustus 2020, bahwa semua Pengusaha Kena Pajak PKP yang melakukan transaksi terkait PPh Pasal 23/26 dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama seluruh Indonesia wajib membuat bukti pemotongan dan penyampaian SPT Masa PPh 23/26 melalui e-Bupot. Ketentuan keharusan menggunakan e-Bupot bagi PKP yang membuat bukti potong dan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dan terdaftar di KPP Pratama seluruh Indonesia mulai 1 Agustus 2020 ini diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-269/PJ/2020 tentang Penetapan Dasar Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan Diwajibkan Menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2017. Begini bunyi ketentuan wajib e-Bupot pada penetapan Pertama KEP-269/PJ/2020 tersebut “Menetapkan Wajib Pajak yang berstatus Pengusaha Kena Pajak PKP yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama di seluruh Indonesia sebagai Pemotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang diharuskan membuat Bukti Pemotongan dan diwajibkan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2017 mulai Masa Pajak Agustus 2020.” Peraturan wajib penggunaan e-Bupot 23/26 ini ditetapkan pada 10 Juni 2020. Sesuai KEP terbaru ini, meski pengusaha tidak lagi berstatus PKP tetap wajib membuat bukti pemotongan dan menyampaikan SPT Masa tersebut karena telah ditetapkan sebagai pemotong PPh 23/26. Dalam beleid tersebut juga dijelaskan, bagi wajib pajak yang baru dikukuhkan sebagai PKP setelah terbitnya KEP-269/PJ/2020 ini, maka harus membuat Bukti Pemotongan dan menyampaikan SPT Masa PPh 23/26 sejak wajib pajak tersebut dikukuhkan sebagai PKP. Tak perlu melalui cara update eSPT PPh 23 dan membuat SPT PPh 23 excel, apa alasan wajib menggunakan e-Bupot ini? Sejak diperkenalkan 2018 silam, keharusan pembuatan bukti potong dan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Masa PPh 23/26 menggunakan e-Bupot bagi PKP ini dilakukan secara bertahap. Artinya, wajib menggunakan aplikasi e-Bukti Potong atau e-Bupot ini hanya diperuntukkan bagi PKP yang melakukan transaksi terkait PPh Pasal 23 dan PPh 26 saja. Bukti pemotongan dan penyampaian SPT Pajak selain hal itu tidak ada keharusan menggunakan e-Bupot. Peraturan PPh 23 Terbaru & Aturan Wajib e Bupot PPh 23 Peraturan PPh 23 Terbaru, Non-PKP Harus Gunakan e Bupot PPh 23. Dalam beleid terbaru, kewajiban menggunakan e Bupot PPh 23 atau 26 tidak hanya berlaku bagi Pengusaha Kena Pajak PKP saja, melain juga seluruh wajib pajak atau Non-PKp yang melakukan transaksi berkaitan dengan PPh Pasal 23/26. Hal ini diatur dalam Kepdirjen Nomor KEP-368/PJ/2020 tentang Penetapan Pemotong PPh Pasal 23/26 yang Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan Diwajibkan Menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23/26 Berdasarkan PER-04/PJ/2017. Jadi, WP Pengusaha Kena Pajak PKP maupun Non-PKP yang melakukan transaksi yang mengharuskan membuat bukti pemotongan PPh 23/26 wajib menggunakan e-Bupot mulai 1 Oktober untuk masa pajak September 2020. Seperti Apa Penerapan e Bupot PPh 23/26 di Indonesia? Merujuk pada PER-04/PJ/2017, e-Bupot ini diperkenalkan dan ditetapkan sejak 31 Maret 2017. Namun, peraturan ini belum mengakomodasi aplikasi e Bupot PPh 23/26. Kondisi tersebut membuat PKP belum bisa melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dalam bentuk elektronik di aplikasi e Bupot PPh 23/26. Kala itu pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23/26 masih harus dilakukan secara manual dengan datang langsung ke KPP melalui Tempat Pelayanan Terpadu TPT. Di tahun berikutnya, aplikasi e Bupot PPh 23/26 diluncurkan melalui KEP-599/PJ/2019 tentang Penetapan Pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. Akan tetapi aplikasi e Bupot PPh 23/26 ini masih hanya bisa digunakan oleh wajib pajak pembuat bukti potong dan yang membuat serta melaporkan SPT Masa PPh 23/26 skala kecil saja, yakni wajib pajak yang tercantum dalam peraturan KEP-599/PJ/2019 ini. Memudahkan PKP Juga bagi DJP Melalui sistem elektronik ini, pembuatan bukti potong dan pelaporan SPT Masa PPh 23/26 jadi lebih mudah. Karena bukti pemotongan maupun pelaporan SPT Masa PPh 23/26 akan tersimpan rapi dalam sistem administrasi DJP. Bagi Ditjen Pajak atau DJP sendiri keberadaan sistem e-Bupot ini tentunya semakin memudahkan pihak otoritas dalam melakukan pengawasan perpajakan. Apa itu e-Bupot dan Fungsi e Bupot PPh 23/26? Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 12/ tentang Bukti Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan, maka; Aplikasi e Bupot PPh 23/26 adalah perangkat lunak yang disediakan laman milik Direktorat Jenderal Pajak DJP atau saluran tertentu ditetapkan oleh DJP yang dapat digunakan untuk membuat Membuat bukti pemotongan Membuat dan melaporkan SPT Masa PPh 23 dan/atau Pasal 26 Semua itu dibuat dalam bentuk dokumen elektronik Jadi jelas bahwa fungsi e Bupot PPh 23/26 adalah aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat bukti pemotongan sekaligus melaporkan SPT Masa PPh 23/26 melalui satu fitur dan secara online atau daring. Karena DJP melegitimasi atau memberikan kewenangan saluran tertentu untuk penggunaan e-Bupot, artinya pembuatan bukti pemotongan, membuat dan melaporkan SPT Masa PPh 23/26 bisa dilakukan melalui mitra DJP. Mitra resmi DJP ini disebut Penyedia Jasa Aplikasi Pajak PJAP atau Application Service Provider ASP. Salah satu PJAP/ASP mitra resmi Ditjen Pajak adalah Mekari Klikpajak, yang disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Noomor KEP-169/PJ/2018. Mudah Buat Bukti Potong dan Lapor Pajak di e Bupot PPh 23/26 Klikpajak Sebelum membuat bukti pemotongan dan melaporkan SPT Masa PPh 23/26, sebaiknya perhatikan ketentuan dan syarat yang berlaku terlebih dahulu. Sehingga pembuatan bukti potong dan pelaporan SPT pajaknya lebih mudah dan lancar. Pelaporan PPh 23/26 dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan aplikasi eSPT PPh 23 dari Klikpajak yang terintegrasi dengan e-Bupot. Melalui e-Bupot Klikpajak, menerbitkan Bukti Pemotongan lewat pengisian form SPT PPh 23 makin mudah karena bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun secara online. Karena Klikpajak berbasis cloud. Aplikasi e-Bupot Klikpajak bisa menghindarkan Sobat Klikpajak dari kesalahan penomoran bukti potong karena langkah-langkah pembuatannya yang simpel dan terintegrasi serta dikelola oleh sistem DJP sendiri. Keunggulan e-Bupot Klikpajak e-Bupot Klikpajak memiliki keunggulan yang bisa Anda manfaatkan untuk membantu bisnis perusahaan, di antaranya Pengelolaan bukti pemotongan dalam jumlah banyak lebih mudah karena alur pembuatan yang efisien dan ramah penggunaan user friendly Penghitungan pajak otomatis pada SPT Masa PPh 23/26 Pengiriman bukti pemotongan pajak langsung ke lawan transaksi Bukti pemotongan serta pelaporan SPT Masa PPh 23/26 tidak perlu ditandatangani dengan tanda tangan basah Bukti pemotongan dan bukti pelaporan tersimpan aman, baik di PJAP dan DJP karena Klikpajak menggunakan teknologi cloud. Sehingga tak perlu khawatir bukti potong dan lapor pajak hilang jika terjadi kerusakan atau kehilangan komputer maupun laptop karena Anda tetap bisa mengaksesnya di mana pun Keamanan dan kerahasiaan data terjamin karena Klikpajak sudah bersertifikat ISO 27001 dari Badan Standar Internasional ISO, yang menjadi standar keamanan sistem teknologi informasi E-Bupot Klikpajak juga terintegrasi dengan sistem pembukuan akuntansi online Jurnal by Mekari , sehingga semakin mudah dalam pembuatan bukti potong E-Bupot Klikpajak juga memiliki performa yang dapat di-scale up sesuai kebutuhan Layanan support pajak yang dapat diandalkan dan tutorial dalam penggunaan aplikasi yang terus diperbarui Fitur e-Bupot Klikpajak juga menyediakan data untuk kebutuhan rekapitulasi dan rekonsiliasi data faktur pajak atas transaksi yang dilakukan. Baca Juga Cara Membuat Bukti Potong PPh 23 atau 26 Yang Mudah Ilustrasi membuat bukti potong tanpa cara update eSPT PPh 23 atau buat SPT PPh 23 excel Mekari Klikpajak, Solusi Pajak Lebih Mudah, Cepat & Terintegrasi Itulah penjelasan tentang cara lapor PPh 23 online di e-Bupot, sehingga Anda tak perlu lagi membuat SPT PPh 23 Excel yang rumit. Kalau ada cara simpel, kenapa harus repot-repot melakukan cara update eSPT PPh 23, bukan? Kini saatnya Sobat Klikpajak melakukan berbagai urusan perpajakan lebih mudah dan cepat dengan fitur lengkap Klikpajak by Mekari. Apa yang akan Sobat Klikpajak dapatkan dari aplikasi pajak online berbasis web mitra resmi DJP ini? Sobat Klikpajak dapat melakukana urusan perpajakan yang efektif & efisien melalui fitur lengkap Klikpajak by Mekari. Karena, jika ada cara praktis, kenapa harus menggunakan cara-cara yang menyita banyak waktu & banyak buang biaya? Oleh karena itu, Sobat Klikpajak dapat menemukan semua kemudahan mengurus dan melakukan administrasi perpajakan melalui Klikpajak yang memiliki fitur lengkap. Karena Klikpajak didukung dengan teknologi cloud yang memudahkan Sobat Klikpajak melakukan aktivitas perpajakan hanya dalam satu platform dan mengaksesnya di mana pun serta kapan saja Sobat Klikpajak inginkan. Cloud computing atau komputasi awan adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Melalui teknologi cloud, Sobat Klikpajak bisa menggunakan aplikasi tanpa harus mengunduh download dan memasang install aplikasi terlebih dahulu. Sebab sistem cloud yang berbasis web ini memudahkan Sobat Klikpajak dalam mengakses data dan informasi melalui internet secara cepat. Tentu saja bukan hanya menghitung, membayar dan melaporkan pajak saja, fitur lengkap Mekari Klikpajak yang semakin memudahkan aktivitas perpajakan Sobat Klikpajak mulai dari membuat Faktur Pajak elektronik hingga Bukti Potong elektronik. Fitur Lengkap Aplikasi Pajak Online Terintegrasi Mitra Resmi DJP! Temukan kemudahan urus perpajakan lainnya dengan Klikpajak by Mekari di bawah ini Saya Mau Coba Gratis Klikpajak Sekarang!
CaraMembuat Laporan ESPT PPh 23 Oleh Pajak Gasan Banua April 06, 2022 Posting Komentar Asslamualaikum wr. wb. Selamat malam minggu untuk KawanPajak walaupun aktivitas saat ini kita cuma bisa di rumah yaa,, namun kita bikin senyaman mungkin dan seenjoy mungkin yaahitung-hitung mengantisivasi penyebaran virus covid-19 saat ini jangan lupa
Berikutpenjelasan mengenai hal-hal terkait tentang ESPT PPh 21 yang mungkin saja ada beberapa hal yang masih belum diketahui. Dream - ESPT PPh 21 merupakan sebuah surat pemberitahuan, di mana surat ini dikenal sebagai surat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan segala perhitungan, dan atau pembayaran pajak.. Selain itu, surat pemberitahuan ini tidak hanya meliputi pelaporan mengenai
Caramengisi dan lapor SPT Tahunan Pajak Formulir 1770 via e-Form: Buka situs Login di bagian kanan atas Isi NPWP, password, dan kode keamanan Klik Login Anda akan diarahkan pada dashboard layanan digital perpajakan Klik tab Lapor Klik e-Form Pastikan perangkat komputer atau laptop Anda sudah terpasang aplikasi Viewer
Caramenginput espt pph pasal 21. Setelah berhasil login, klik tombol pilih spt lalu buat spt baru. Jika anda memiliki pt, maka anda diwajibkan untuk lapor pph masa 21/26 tiap bulannya. Bahkan pelaporan spt masa pph pasal 21 kini hanya bisa dilaporkan secara online mulai april 2018.
.
  • mly43pe9rz.pages.dev/59
  • mly43pe9rz.pages.dev/193
  • mly43pe9rz.pages.dev/60
  • mly43pe9rz.pages.dev/1
  • mly43pe9rz.pages.dev/410
  • mly43pe9rz.pages.dev/148
  • mly43pe9rz.pages.dev/417
  • mly43pe9rz.pages.dev/106
  • cara input pph 23 di espt